Salamualaikum wbt n salam sejahtera..
Untuk entri kali nie admin nak ceritakan
tentang seorang saudara Kita yg pernah menganut agama Hindu yang mana bagi admin saudara ini sgt berusaha
dalam membantu saudara2 seIslam yang lain dalam penyebaran dakwah Islam secara
istiqamah ^_^…
Beliau merupakan Saudara Kamarudin Abdullah
dari Bayan Lepas Pulau Pinang. Dilahirkan pada 8 Januari 1968. Beliau merupakan
pengasas Islamic Propagation Society International IPSI di Pulau Pinang.
Bagi admin..usaha beliau mengasaskan IPSI
adalah satu usaha mulia dalam perjalanan dakwah kepada bakal-bakal saudara Kita
IPSA banyak menganjurkan program-program dakwah yang bermanfaat dan berguna
dalam usaha penyebaran dakwah islamiah =) …semoga Usaha ini merupakan usaha
dakwah yang mendapat berkat dan rahmat dari Allah SWT..insyaAllah…
Ar-Rahman~
Di dunia musik, sebelum film Slumdog
Millionaire dirilis, nama AR Rahman mungkin tidak pernah ada yang mengenalnya.
Padahal laki-laki kelahiran Chennai, Tamil Nadu, India tanggal 6 Januari 1966
ini telah menjual lebih dari 100 juta rekaman. Rahman yang dijuluki “Mozart of
Madras” oleh majalah Time itu setidaknya telah menjadi pengarah musik lebih
dari 50 film produksi Bollywood.
Dan, ketika sutradara Slumdog
Millionaire, Danny Boyle menyodori posisi penata musik, ia tidak berpikir dua
kali. Dia mulai merencanakan musik itu beberapa bulan dan akhirnya film itu
benar-benar meledak.
Seperti mayoritas penduduk India
yang menganut agama Hindu, Rahman sejak lahir sudah memeluk Hindu. Nama
pemberian orang tuanya adalah AS Dileep Kumar. Ia tumbuh dan dibesarkan di
tengah-tengah keluarga pemusik kaya raya. Ayahnya, RK Shekhar, dikenal luas sebagai
komposer dan konduktor musik untuk film-film India berbahasa Malayalam.
Ketika usianya menginjak 9 tahun,
sang ayah meninggal dunia dan peran sebagai kepala keluarga dipegang oleh
ibunya Kareema (Kashturi). Sejak saat itu, kebutuhan hidup Rahman dan
saudara-saudaranya ditutupi dari hasil menyewakan alat-alat musik peninggalan
sang ayah. Kerasnya kehidupan yang harus ia lalui sepeninggal sang ayah telah
membuatnya menjadi seorang atheis.
Berkat kecermelangannya dalam
bermusik, ia pun mendapat tawaran beasiswa dari sebuah sekolah musik di
Greewich, Inggris, Trinity College of Music. Rahman berhasil menyelesaikan
pendidikan musiknya di sana dan lulus dengan gelar dalam bidang musik klasik
Barat.
Persentuhan awal Rahman dengan agama
Islam terbilang unik. Ketika itu sang adik tiba-tiba jatuh sakit. Berbagai
upaya telah ditempuh dan dilakukan oleh keluarganya demi kesembuhan sang adik.
Namun kesembuhan yang diharapkan tak kunjung tiba.
Di tengah keputusasaan yang melanda
keluarga Rahman, salah seorang teman keluarganya, memberi saran agar mereka
memanjatkan doa di sebuah masjid dan bersumpah untuk masuk Islam jika sang adik
diberi kesembuhan kelak. Jadilah keluarga Rahman menjalankan saran tersebut.
Tak lama berselang sang adik pun
diberi kesembuhan. Dan sesuai dengan sumpah yang telah mereka ucapkan, Rahman
beserta seluruh anggota keluarganya menyatakan masuk Islam. Peristiwa tersebut
terjadi pada tahun 1989, saat usia Rahman baru menginjak 23 tahun. Sejak saat
itu, dia pun mengubah namanya dari AS Dileep Kumar menjadi Allah Rakha (AR)
Rahman.
Kepada majalah Time, suami dari
Saira Banu ini mengungkapkan dirinya tertarik untuk memeluk Islam setelah
mempelajari sufisme Islam. Mengenai identitas keislamannya ini ia tidak malu
untuk menunjukkannya di hadapan publik.
Hal ini terlihat jelas manakala ia
memberikan sambutan pada malam penganugerahan Academy Awards ke-81. Di hadapan
para pelaku industri film dunia ia mengawali kata sambutannya dengan sebuah
kalimat Tamil “Ella pughazhum iraivanukke”, yang secara harfiah berarti “Semua
pujian didedikasikan untuk Allah”.
Kendati telah memeluk Islam, hal
tersebut tidak membuat Rahman berhenti dari dunia seni musik. Dalam sebuah
wawancara khusus dengan Majalah The Rolling Stone edisi 16 November 2008,
Rahman mengungkapkan, pada tahun-tahun pertamanya menjadi seorang Muslim,
bersama lima orang teman masa kecilnya ia membentuk sebuah band yang mereka
beri nama Roots. Dalam band tersebut, ia ditempatkan sebagai pemain keyboard
dan penggubah lagu.
Setelah band tersebut bubar, Rahman
kemudian mendirikan sebuah grup musik beraliran rock. Band barunya ini ia beri
nama Nemesis Avenue. Di Nemesis Avenue, ia memainkan beberapa alat musik, mulai
dari keyboard, piano, synthesizer, harmonika hingga gitar. Namun dari kesemua
perangkat alat musik ini, menurut Rahman, ia lebih tertarik dengan synthesizer.
”Alat ini merupakan kombinasi yang ideal antara musik dan teknologi,” ungkap
ayah dari Khadijah, Rahima dan Aameen ini kepada TFM Page Magazine edisi
Januari 2006.
Karir profesionalnya di industri
film baru mulai dirintis di tahun 1992, ketika ia mendirikan studio rekaman
sendiri di rumahnya di Chennai. Studio musiknya yang diberinya nama Panchathan
Record Inn tersebut saat ini bisa dibilang sebagai salah satu studio musik yang
paling canggih dan memiliki teknologi tinggi di Asia.
Sepanjang
karirnya sebagai musisi, Rahman telah memenangkan berbagai penghargaan, baik di
tingkat nasional maupun internasional. Antara lain empat belas piala Filmfare
Awards, sebelas piala Filmfare Awards South, empat piala National Film Awards,
dua piala Academy Awards, dua Grammy Awards, satu piala BAFTA Award dan satu
piala Golden Globe. Atas pencapaian ini, pada tahun 2005 lalu oleh majalah TIME
ia pernah dinobatkan sebagai penulis soundtrack film yang paling menonjol di
India. Di tahun 2009 lalu, majalah TIME kembali memberi penghargaan kepada
Rahman dengan menempatkannya dalam daftar 100 Orang Paling Berpengaruh di
Dunia.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Mohamed Chechev
"Saya Muslim, saya tahu kebenaran kini," kata Chechev
dalam bahasa Spanyol.
Dalam tulisan sebelumnya, telah disebutkan dia tinggal di sebuah
komunitas Protestan di Chiapas disebut yang disebut Nueva Esperanza di
pinggiran San Cristobal de las Casas. Nueva Esperanza adalah rumah bagi sekitar
300 warga Tzotzil, masyarakat adat asal Maya, yang telah masuk Islam.
Beberapa langkah dari rumah Chechev, sebuah bangunan sederhana
berdiri. Bangunan yang didirikan oleh Gerakan Murabitun, sebuah komunitas Sufi
yang didirikan pada tahun 1968 oleh seorang Skotlandia yang telah masuk Islam,
kini difungsikan sebagai mushala dan madrasah.
Dari beberapa mualaf, Chechev belajar Islam. Selain dari kepala
suku yang lebih dulu menjadi Muslim, ia juga belajar dari Aurelanio Perez,
seorang Spanyol yang berubah nama menjadi Amir Mustapha setelah berislam. Ia
mendirikan komunitas Marabutin di Chiapas dan aktif berdakwah di antara suku
Tzotzil, suku Indian Maya.
Chechev yang tidak dapat membaca atau menulis Spanyol tapi bisa
berbahasa Spanyol, kini fasih melafalkan beberapa surat Alquran dan beberapa
doa.
"Nabi Muhammad tidak bisa membaca dan menulis. Saya juga. Tapi
saya bisa melafalkan suci Alquran. Ini adalah keajaiban untuk dapat masuk
Islam," katanya.
Di matanya, Allah sungguh penyayang. "Dia mengajarkan kita
segalanya dan memberi kita segala sesuatu yang datang dari dia," tambah
Chechev.
Dia kini rajin membaca hadis, mempelajari tuntunan keseharian
Rasulullah. Lalu, ia mencoba menerapkan dalam kesehariannya. "Petunjuk
Islam sungguh komplet," katanya.
Chechev telah melakukan perjalanan ke jantung Islam, di Arab Saudi,
pada tahun 1998 untuk menunaikan ibadah haji, dengan bantuan Amir Mustapha.
Beberapa kerabat Chechev, termasuk istrinya, turut serta.
"Aureliano mengatakan kepada saya bahwa jika kita menerima
Allah, kami harus mengunjungi rumah Allah. Seperti mimpi, kami semua berpakaian
putih.Di sana, mereka yang berkulit putih, hitam, orang cokelat, berbaur, tidak
ada masalah. Kami semua sama di mata Allah," katanya.
Noora, istrinya, wajah
berbinar begitu dia mendengar tentang Makkah.
"Ketika saya pergi ke sana, aku merasa bangga sebagai Muslim.
Saat itu saya berdoa pada Allah meminta masjid untuk kampung kami. Insya Allah,
jika Tuhan menghendaki, kami akan memilikinya dalam waktu dekat," katanya.
Noora berharap bahwa putranya, Ibrahim (Anastacio), akan menjadi
seorang imam setelah sekolahnya selasai.
No comments:
Post a Comment